TTS siput atau TTS Malang adalah sebuah penemuan unik dari Universitas Brawijaya. TTS siput adalah sistem pengurai sampah organik yang menggunakan siput sebagai pengurai. Siput ini memiliki kemampuan untuk mencerna berbagai jenis sampah organik, termasuk serat kayu. Namun, dibalik kehebatannya, TTS siput juga memiliki masalah yang cukup merisaukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang TTS siput yang duka makan kayu.
Apa itu TTS Siput?
TTS siput atau TTS Malang adalah sistem pengurai sampah organik yang menggunakan siput sebagai pengurai. Sistem ini menggunakan teknologi yang dikenal sebagai vermikomposting atau kompos cacing yang memanfaatkan siput sebagai pengurai sampah. TTS siput terbukti efektif dalam mengurangi volume sampah organik hingga 90%.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Sistem TTS siput bekerja dengan menghancurkan sampah organik menggunakan siput. Sampah organik yang masuk ke dalam TTS terlebih dahulu dihancurkan oleh pisau penghancur agar ukurannya lebih kecil. Kemudian, sampah organik yang sudah dihancurkan dikombinasikan dengan siput. Siput akan mengonsumsi sampah organik tersebut dan mengeluarkan kotorannya berupa kompos.
Kelebihan TTS Siput
TTS siput memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
- Dapat mengurangi volume sampah organik hingga 90%
- Memiliki efisiensi yang tinggi dalam mengolah sampah organik
- Dapat menghasilkan kompos yang berkualitas
- Mengurangi biaya pembuangan sampah organik
Masalah TTS Siput
Meski begitu, TTS siput juga memiliki beberapa masalah, yang salah satunya adalah kemampuan siput dalam mencerna kayu. TTS siput memiliki kemampuan mencerna berbagai jenis sampah organik, namun kayu tidak termasuk di dalamnya. Siput tidak dapat mencerna serat kayu yang ada di dalam sampah, sehingga dapat menyebabkan masalah dalam sistem TTS.
Apa yang Terjadi Jika TTS Siput Makan Kayu?
Jika TTS siput makan kayu, maka serat kayu tersebut tidak akan tercerna oleh siput. Serat kayu tersebut akan terkumpul dan membentuk lapisan di dalam sistem TTS. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada sistem TTS dan menyebabkan kerusakan pada sistem. Selain itu, kayu juga dapat menghambat proses penguraian sampah organik lainnya.
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah TTS Siput?
Untuk mengatasi masalah TTS siput yang makan kayu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan memisahkan serat kayu dari sampah organik sebelum dimasukkan ke dalam TTS. Metode lain yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan mikroba pengurai kayu ke dalam sistem TTS.
Kesimpulan
TTS siput atau TTS Malang adalah sistem pengurai sampah organik yang menggunakan siput sebagai pengurai. Meski sangat efektif, TTS siput juga memiliki masalah dalam mencerna serat kayu. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada sistem dan menyebabkan kerusakan pada sistem. Namun, masalah ini dapat diatasi dengan beberapa cara seperti memisahkan serat kayu atau menambahkan mikroba pengurai kayu.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Silahkan baca artikel lainnya.
FAQ
1. Apa itu TTS Siput?
TTS siput atau TTS Malang adalah sistem pengurai sampah organik yang menggunakan siput sebagai pengurai.
2. Bagaimana cara kerja TTS Siput?
Sistem TTS siput bekerja dengan menghancurkan sampah organik menggunakan siput. Sampah organik yang masuk ke dalam TTS terlebih dahulu dihancurkan oleh pisau penghancur agar ukurannya lebih kecil. Kemudian, sampah organik yang sudah dihancurkan dikombinasikan dengan siput. Siput akan mengonsumsi sampah organik tersebut dan mengeluarkan kotorannya berupa kompos.
3. Apa saja kelebihan TTS Siput?
TTS siput memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat mengurangi volume sampah organik hingga 90%, memiliki efisiensi yang tinggi dalam mengolah sampah organik, dapat menghasilkan kompos yang berkualitas, dan mengurangi biaya pembuangan sampah organik.
4. Apa yang terjadi jika TTS Siput makan kayu?
Jika TTS siput makan kayu, maka serat kayu tersebut tidak akan tercerna oleh siput. Serat kayu tersebut akan terkumpul dan membentuk lapisan di dalam sistem TTS. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada sistem TTS dan menyebabkan kerusakan pada sistem.